Bentuk Motif
Motif batik Jambi yang dikenal sebagai motif batik lamo (kuno) sebanyaj kurang lebih 40 motif, tidak diketahui siapa penciptanya (anonim) dan filosofinya. Untuk itu pada kesempatan ini, ada beberapa motif yang akan dibedah untuk mengetahui filosofi dari motif batik Jambi. Pada kesempatan ini, kami bertugas untuk memberikan masukan mengenai filosofi batik Jambi, secara historis, Angso Duo menempatkan peran penting dalam sejarah daerah Jambi khususnya Kota Jambi. Menirut Djunaidi T. Noor (2007), Angso Duo identik dengan Orang Kayo Hitam dan Tanah Pilih.
Menurut sejarah, pada era kerajaan Jambi, Orang Kayo Hitam sebagai pemegang Keris Siginjei yang menjadi lambang keagungan Kerajaan Jambi berhasil mengalahkan Temenung Merah Mato, seorang sakti daerah Air Hitam, Pauh. Kemudian Orang Kayo Hitam menikahi anak Sang Temerunggung yaitu Putri Mayang Mangurai setelah berhasil memenuhi syarat hantaran yang diminta.
Setelah menikah, mengikuti pesan ayah mertua, Orang Kayo Hitan dan Mayang Mengurai berusaha menemukan daerah pilihan untuk dijadikan Kerajaan dengan cara mengikuti sepasang Itik Besar (Angso Duo), milir batang Tembesi dan Batang Hari.
Kemudian angso itu setelah beberapa kali milir turun kedarat ke beberapa tempat, akhirnya ketika di dekat Pulau Pandan, angso duo tersebut naik ke darat, mandi tanah (mupur) di daerah itu kemudian menghilang. Sesuai pesab Temenggung Merah Mato, disanalah tempat yang terpilih untuk membangun negeri (Tanah Pilih).
Lokasi ini berada di kota Jambi, di pinggiran Sungai Batang Hari yang kini menjadi kompleks Mesjid Agung Al-Falah Jambi (Mesjid Seribu Tiang) dan merupakan dasr dari semboyan Kota Jambi yaitu “Tanah Pilih Pusako Bertuah”. Kini, lambang angso duo telah diabadikan ke dalam logo Kota Jambi.
Posisi penting sejarah angso duo ini telah mendorong para pengrajin batik mengkreasikan motif Angso Duo ke dalam khazanah Batik Jambi. Angso Duo sebagai simbol daerah Jambi telah menjadi milik bersama sehingga pencipta motif Angso Duo tidak diketahui (anonim).
Motif batik Angso Duo dilukiskan dengan objek dua angsa yang saling beriringan, saling berhadapan dan lain sebagainya. Motif ini memiliki beberapa variasi, seperti Angso Duo beriringan, Angso Duo berhadapan dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan dikombinasikan dengan motif lainnya seperti motif Kapal Sangga, Durian Pecah, dan lain-lain. Pewarnaan motif Angso Duo tidak warna baku. Namun sepwrti motif batik Jambi lainnya, warna yang biasa digunakan ialah warna yang cerah dan tegas.
Pesan yang terkandung
Adapun pesan yang terkandung didalam motif Angso Duo ialah “Himbauan dan nasehat agar senantiasa berusaha mencari tempat yang lebih baik” atau dalam bahasa agama Islam ialah ajakan untuk hijrah. Selain itu juga terkandung “Nilai keselarasan antara sesama makhluk hidup”. Keselarasan antara manusia dan binatang menanamkan nilai saling menghormati sesama makhluk ciptaan Tuhan. Binatang memang tidak dikaruniai akal tetapi memiliki insting yang tinggi, berkat insting yang dimiliki, bisa membaca tanda-tanda alam. Contoh, ketika gunung akan meletus banyaj binatang yang turun gunung. Kelebihan yqng dikaruniakan Tuhan ini apabila dimanfaatkan dan keselarasan antar makhluk.
Pesan lain yang terkandung ialah kesabaran di dalam mengusahakan sesuatu tujuan. Di dalam kisah legenda Angso Duo, untuk menemukan Tanah Pilih dibutuhkan kesabaran Orang Kayo Hitam, mengingat perjalanan melalui sungai yang cukup jauh.
Motif Angso Duo tergolong motif fauna yang melegenda dan sart denan nilai-nilai sejarah, terutama sejarah Kota Jambi “Tanah Pilih Pusako Bertuah”. Motif ini memiliki kandungan pesan yang cukup mendalam yaitu nili kegigihan dan keaabaran dalam berusaha, serta nilai keselarasan antara sesama makhluk Tuhan.